BAB I
Pendahuluan
- Latar belakang
Sistem
dispersi adalah sistem dimana suatu zat tersebar merata (fase terdispersi) di
dalam zat lain (fase pendispersi atau medium)
. Yang akan dibahas dalam makalah ini adalah disperse kasar, dispersikasar disebut juga suspensi. Suspendi merupakan campuran heterogen antara fase terdispersi dengan medium terdispersi. Fase terdispersi biasanya berupa padatan, sedangkan medium pendispersi adalah zat cair. Olehkarena itu disperse kasar merupakan campuran heterogen, maka antara fase terdispersi dengan medium pendispersi dapat di bedakan dengan jelas.
. Yang akan dibahas dalam makalah ini adalah disperse kasar, dispersikasar disebut juga suspensi. Suspendi merupakan campuran heterogen antara fase terdispersi dengan medium terdispersi. Fase terdispersi biasanya berupa padatan, sedangkan medium pendispersi adalah zat cair. Olehkarena itu disperse kasar merupakan campuran heterogen, maka antara fase terdispersi dengan medium pendispersi dapat di bedakan dengan jelas.
- Tujuan
Diharapkan agar mmahasiswa mampu memahami system disperse kasar dan
mengetahui contoh disperse kasar.
BAB
II
PEMBAHASAN
- Pengenalan Sistem Dispersi
Dispersi
Pengamatan
|
Garam
|
Gula
|
Bentuk Fisik
|
Putih (++++)
Butiran kristal
Kasar (++++)
|
Putih kecokelatan
Butiran kristal
Kasar (+++)
|
Dalam air tanpa diaduk
|
Putih bening
-
-
|
Kuning bening
++
-
|
Dalam air diaduk
|
Putih bening
-
+++
|
Kuning bening (+)
+++
+
|
Sistem dispersi
adalah sistem dimana suatu zat tersebar merata (fase terdispersi) di dalam zat
lain (fase pendispersi atau medium). Atau dispersi pangan adalah sistem pangan
yang terdiri dari satu atau lebih fase terdispersi atau fase diskontinyu dalam
suatu fase kontinyu. Larutan adalah keadaan dimana zat terlarut (molekul, atom,
ion) terdispersi secara homogen dalam zat pelarut. Larutan bersifat stabil dan
tak dapat disaring. Diameter partikel
zat terlarut lebih kecil dari 10-7 cm. Contoh : larutan
gula, larutan garam. Dalam larutan
dikenal juga kelarutan (solubility) yaitu jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu
pelarut/larutan pada suhu tertentu. Jadi jika suatu zat dilarutkan pada suatu
pelarut/ larutan dan ternyata telah melewati batas kelarutan larutan tersebut
maka sebagian zat akan terlarut dan sebagian lagi akan mengendap
Pada praktikum, gula dan
garam dilarutkan dalam air, diamati karakteristiknya. setelah ditambah air dan
setelah mengalami pengadukan. Dari hasil pengamatan, ternyata setelah gula
diaduk dalam air, gula dapat terlarut sempurna dan tidak terlihat beda fase
demikian juga dengan garam. Hal ini menandakan bahwa gula dan garam dalam air
adalah sebuah larutan. Bentuk partikel bahan sangat mempengaruhi sifat
kelarutan, semakin keras dan tebal partikelnya maka akan semakin lama larut
dalam air.
- Dispersi Kasar
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
Sifat fisik sebelum diaduk
|
Warna: putih cokelat
Bentuk: serbuk bergumpal
Tekstur: halus
|
Ditambahkan air dan diaduk
|
Larutan keruh, ada endapan kasar
|
Didiamkan 5’
|
Larutan jernih, sagu mengendap seluruhnya
|
Dispersi kasar
berukuran > 0.5ηm dalam suatu fase
kontinyu. Dispersi kasar bersifat heterogen, tidak kontinu, sehingga merupakan
system dua fase. Dispersi kasar dapat dipisahkan dengan penyaringan. Tepung
kanji/sagu memiliki ukuran partikel yang kecil dengan tekstur halus dan
berwarna putih. Ketika tepung kanji dicampur dengan air dan dilakukan
pengadukan, kanji dan air dapat larut dengan cepat dan larutannya berwarna
putih keruh. Ini merupakan larutan tidak sempurna. Yang terbentuk hanyalah
suatu dispersi koloid kanji dengan air. Dalam dispersi ini partikel dalam air
bentuknya tidak terlalu besar sehingga tidak mengendap dan tidak terlalu kecil
untuk membentuk larutan. Setelah larutan didiamkan selama 5 menit, sebagian
tepung kanji mengendap, larutan menjadi agak bening. Kemudian setelah diaduk
lagi kenji menjadi larut kembali. Berdasarkan percobaan, dapat diketahui bahwa
dispersi kasar adalah sistem dispersi yang memiliki homogenitas tidak kontinyu.
Antara fase terdispersi dan fase
pendispersi dapat terpisah pada jangka waktu tertentu.
- Sol
Sampel : susu skim
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
Sifat fisik sebelum ditambahkan air
|
Warna: putih
Tekstur: halus (+++)
Bentuk: bubuk halus
|
Ditambahkan air hangat
|
Homogenisasi: ++++
|
Perbandingan homogenitas
|
Gula : garam : dispersi kasar : sol
+ :
+++ : + : ++++
|
Sistem koloid
dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Contoh sol :
putih telur, air lumpur, tinta, cat dan lain-lain. Sistem koloid dari partikel
padat yang terdispersi dalam zat padat disebut sol padat. Contoh sol padat :
perunggu, kuningan, permata (gem). Dalampraktikum kali ini sampel yang
digunakan adalah susu skim. Susu skim merupakan sistem dispersi misel kasein
(protein agregat) dalam serum pada susu. Susu skim adalah bagian susu yang
rendah lemak karena bagian susu yang kaya akan lemak (krim) telah diambil sebagian atau seluruhnya. Susu skim mengandung semua komponen zat makanan dari susu, kecuali lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak.Susu
skim memiliki butiran-butiran yang besar dibandingkan dengan susu bubuk full
cream, warnanya agak kuning dan teksturnya kasar. Ketika susu skim dimasukkan
ke dalam air hangat, susu dapat terhomogenisasi dengan sempurna dan warnanya
putih kekuningan. Ketidakstabilan suspensi (sol) dipengaruhi oleh perubahan
ukuran partikel dan perubahan penyusunan partikel-partikel terdispersi. Sedangkan
bila dibandingkan denganpembentukan larutan gula dan garam, pembentukan sol
pada susu skim memerlukan waktu yang lebih singkat dengan pemberian gaya luar
yang sama, yaitu dengan pengadukan. Hal ini berkaitan dengan sifat partikel
susu skim yang mudah larut dalam air
- Emulsi
Perlakuan
|
Hasil Pengamatn
|
+ Aquades sebelum dikocok
|
Tidak homogen
(permukaan berwarna kuning, dasar larutan bening
+)
|
+ Aquades setelah dikocok
|
Homogen sebagian
(permukaan kuning keruh, dasar putih keruh)
|
+ Kuning telur setelah dikocok
|
Homogen tidak ada batas
(permukaan kuning keruh, dasar kuning pekat)
|
- Busa dan Busa Padat
Perlakuan
|
Stuktur Busa
|
Putih telur dikocok dengan garpu
|
Lembek
|
Putih telur dikocok dengan pengocok telur
|
Agak keras
|
Pengamatan arumanis
|
Lengket
|
Busa padat
merupakan sistem dispersi fase ganda dengan fase terdispersi gas dan fase
kontinunya padat. Pengamatan terhadap pembentukan busa padat dilakukan dengan
sampel arumanis. Arumanis berbentuk serat agak kasar dan berbentuk padatan,
tetapi bila dibiarkan dalam waktu yang lama di udara terbuka akan menggumpal karena arumanis mengandung gula. Pada saat diamati menggunakan lup, terlihat kristal-kristal gula halus dan benang-benang
halus arumanis yang menyerupai serat-serat kasar
- Emulsi dan Pengemulsi
Stuktur Mikroskopis
dari Emulsi
Sampel
|
Struktur Mikroskopis
|
Air Susu
|
|
Mentega
|
|
Emulsi adalah
suatu dispersi atau suspensi suatu cairan dalam cairan yang lain, yang
molekul-molekul kedua cairan tersebut tidak saling berbaur tetapi saling
antagonistik (Winarno, 1982). Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi
dalam zat cair lain disebut emulsi. Sedangkan sistem koloid dari zat cair yang
terdispersi dalam zat padat disebut emulsi padat dan sistem koloid dari zat
cair yang terdispersi dalam gas disebut emulsi gas. Syarat terjadinya emulsi
yaitu kedua zat cair tidak saling melarutkan. Emulsi digolongkan ke dalam 2
bagian yaitu emulsi minyak dalam air dan emulsi air dalam minyak.. Contoh
emulsi minyak dalam air : santan, susu, lateks. Contoh emulsi air dalam minyak
: mayonnaise, minyak ikan, minyak bumi. Contoh emulsi padat : jelly, mutiara,
opal. Pada praktikum pengujian dilakukan dengan mencampur minyak dengan air dan
diaduk. Hasilnya terjadi pemisahan dua fraksi dengan terbentuknya 2 lapisan,
dimana butiran-butiran minyak terdapat di atas permukaan air. Setelah
ditambah kuning telur, minyak dan
air dapat bersatu dan menjadi larutan
sempurna. Hal ini karena adanya penambahan
kuning telur sebagai emulsifier alami dengan kerjanya yang mempunyai aktivitas
menurunkan tegangan permukaan antar 2 fase yang berbeda kepolaran dan berbeda
berat jenis, dalam hal ini air bersifat polar dan minyak bersifat non-polar.
Karena aktivitas emulsifier inilah, kedua zat dapat bersatu dengan baik
Terdapat dua jenis emulsi yaitu emulsi
water in oil (w/o) dan emulsi oil in
water. Emulsi w/o yaitu suatu
sistem emulsi dimana butiran-butiran air tersebar dalam minyak contohnya
Margarine, sedangkan emulsi o/w yaitu suatu sistem emulsi dimana
butiran-butiran lemak tersebar dalam air, contohnya Susu. Kedua emulsi tersebut
memiliki struktur pembentuk yang berbeda. Margarin memiliki struktur
mikroskopis berupa bulatan-bulatan berukuran besar dengan bentuk yang tidak
beraturan yang tersebar di tengahnya.. Sedangkan susu memiliki bulatan-bulatan
yang berukuran lebih kecil dibandingkan dengan margarine. Bulatan-bulatan kecil
yang terlihat pada mikroskop saat pengamatan adalah gelembung-gelembung udara
Menentukan Jenis
Emulsi
Sampel
|
Struktur Mikroskopis
|
W preparat
|
Air Susu
|
|
|
Mentega
|
|
|
|
|
|
Identifikasi
jenis emulsi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti cara konduksi,
pewarnaan, pengenceran, dan cara flouresensi. Pada praktikum kali ini, jenis
emulsi ditentukan dengan cara pewarnaan. Pewarna yang digunakan adalah Methylen
Blue dan sudan III. Cara ini didasarkan pada kemampuan suatu warna untuk larut
dalam suatu fase kontinyu. Sampel yang digunakan adalah air susu dan margarin.
Hasilnya, fase kontinyu pada air susu larut dalam pewarna methylen blue.Penampakan pada mikroskop berupa gelembung-gelembung yang
dikelilingi cairan biru. Berarti,
air susu merupakan jenis emulsi minyak dalam air (o/w) dimana butiran-butiran
lemaknya tersebar dalam air. Sedangkan pada margarin dan mentega, masing-masing
bagian yang ditetesi sudan III fase kontinyunya akan terlarut dan berubah
warna. Penampakan pada mikroskop berupa gelembung-gelembung biru yang
dikelilingi lapang pandang warna kuning. Berarti, margarin merupakan jenis
emulsi air dalam minyak (w/o) dimana butiran-butiran airnya tersebar dalam
minyak
Kestabilan
Emulsi
Perlakuan
|
Waktu Pemisahan
|
+ Air
|
41 detik
|
+ Kuning telur
|
4 menit
|
Kestabilan dari
emulsi dapat dilihat dengan terbentuknya larutan yang sempurna antara dua zat
yang berbeda kepolarannya. Percobaan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
efektivitas penggunaan emulsi yang dapat mempertahankan sifat emulsinya paling
lama. Sampel yang digunakan pada percobaan ini adalah minyak sayur, dengan zat
yang ditambahkan yaitu air dan CMC (Carboxy Methyl Cellulose). Berdasarkan hasil pengamatan, campuran air dan minyak merupakan campuran
yang paling cepat memisah masing-masing fraksinya, yaitu selama 25 detik. Hal
ini disebabkan karena tidak ada daya emulsifier yang bekerja pada campuran tersebut. Sedangkan pada campuran minyak dan CMC, campuran dianggap paling lama tingkat kestabilannya daripada campuran air dan
minyak. Karena CMC memang biasa digunakan sebagai pemantap dalam sistem
dispersi pangan, CMC juga dapat meningkatkan viskositas sistem emulsi.
Peningkatan viskositas tersebut disebabkan oleh gugus karboksil yang terdapat
pada molekul CMC bersifat dapat mengikat air sehingga meningkatkan viskositas
pada fase cair
Pengaruh
Pemanasan terhadap Emulsi
Sampel
|
Awal
|
Setelah Pemanasan
|
Margarin
|
Homogen
|
Tidak homogen
|
Mentega
|
Homogen
|
Homogen
|
Emulsi merupakan
suatu system dispersi dimana fase pendispersi
maupun fase terdispersinya adalah
zat cair yang tidak saling berbaur. Mentega dan margarin adalah system emulsi
w/o berbebentuk padat karena sebagai fase pendispersinya adalah lemak dan fase
terdispersinya adalah air. Pada percobaan mengenai pengaruh pemanasan terhadap
emulsi
digunakan margarin sebagai sampel.
Dari bahan ini diambil 10 gram dan
dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
kemudian tabung reaksi yang berisi sampel tersebut dipanaskan. Dari hasil
pengamatan, setelah margarin dipanaskan warna dari margarin tersebut berubah,
dimana warna untuk margarin bagian atas menjadi Kuning cerah +++++. Selain itu, terjadi juga
kekeruhan pada margarin. Perubahan ini terjadi karena rusaknya komponen-komponen dari emulsi
tersebut. Terjadinya penguapan air dan perubahan pada lemak oleh pemanasan yang
dilakukan menyebabkan sampel berubah warna dan
terjadi kekeruhan.
Stabilitas
Relatif Zat Pengemulsi
Perlakuan
|
Waktu Pemisahan
|
+ Garam
|
5 detik
|
+ Kuning telur
|
2 menit
|
+ Merica
|
10 detik
|
+ Detergen
|
2 menit
|
Pada suatu
emulsi biasanya terdapat tiga bagian utama, yaitu bagian yang tidak terdispersi
yang terdiri dari butir-butir yang biasanya terdiri dari lemak, bagian kedua
disebut media pendispersi yang jugadikenal sebagaic o n tin u o u s phase, yang biasanya terdiri dari air
dan bagian ketiga adalah emulsifier yang berfungsi menjaga agar butir-butir minyak tadi tetap tersuspensi di dalam
air (Winarno, 1997).
Dari keempat sampel yang digunakan
yang lebih cepat memisah adalah
garam dan yang paling lama waktu
pemisahannya adalah kuning telur. Hal ini disebabkan karena kuning telur
merupakan emulsifier alami yang bersifat kuat karena kandungan lesitinnya yang
terdapat dalam bentuk kompleks sebagai lesitin protein, bahan kimia pengemulsi
utamanya adalah lesitin fosfolipid. Sedangkan garam bukanlah emulsifier sehingga waktu untuk memisahnya pun
sangatlah cepat dan merica memiliki minyak atsiri yang dapat berfungsi sebagai
emulsifier.
Detergent merupakan ester dari
asam lemak dan alkali dan termasuk ke dalam golongan sabun yang termasuk dalam
emulsifier buatan yang terdiri dari garam natrium dengan asam lemak yang dapat
menurunkan tegangan permukaan air dan meningkatkan daya pembersih air dengan
jalan mengemulsi lemak yang ada
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
·
Larutan
adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau
lebih zat,
larutan gula merupakan
larutan sejati dengan fase tunggal karena setelah pengadukan, larutan akan
membentuk sistem satu fase
·
Dispersi
kasar adalah salah satu sistem dispersi yang memiliki fase terdispersi dengan
diameter partikel lebih besar dari 100 nm
·
Sol
adalah sistem dispersi yang memiliki fase terdispersi berupa padatan dan fase
kontinyu berupa cairan
·
Identifikasi jenis emulsi dapat dilakukan dengan berbagai cara,
seperti cara konduksi, pewarnaan, pengenceran, dan cara flouresensi
·
CMC memerlukan waktu yang lama untuk memisahan air dan minyak. Hal ini
disebabkan karena CMC merupakan zat penstabil
·
Berdasarkan data hasil pengamatan didapat waktu pemisahan
paling lama dimiliki merica diikuti oleh deterjen, kuning telur, dan garam.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Systemof Coloid My Chemistry Assignment. Didapatkan dari situs http://drveggielabandresearch.blogspot.com.
(Diakses pada tanggal 16 Desember 2008).
Anonim. 2008.E m u ls i.h ttp :// m s .w ik ip e d i a .o r g /w ik i /E m u ls i. (Diakses pada tanggal 16 Desember 2008)
Anonim. 2008. Mentega atau
Margarin, Apa Bedanya?.h ttp ://w w w .w r m - indonesia.org (Diakses pada tanggal 16 Desember 2008)
Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan
dan Gizi. Penerbit. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.