LAPORAN PEMBUATAN TELUR ASIN
I.
TUJUAN
Adapun tujuan dari Pembuatan Telur Asin ini antara lain yaitu :
1. Untuk
mengetahui cara pembuatan Telur Asin.
2. Untuk
mengetahui kandungan yang ada pada telur asin.
3. Untuk
mengetahui manfaat garam sebagai bahan pengawet pada telur.
4. Mengetahui
peristiwa apa yang terjadi sehingga telur bisa asin.
II.
LANDASAN TEORI
1. Mekanisme
Transpor pada Membran
Gerakan zat melalui membran dibedakan menjadi dua macam, yaitu gerakan pasif yang tidak menggunakan energi dan gerakan aktif yang memerlukan energi, yang termasuk gerakan pasif adalah difusi dan osmosis, sedang yang termasuk gerakan aktif adalah transpor aktif, endositosis, dan eksositosis.
Gerakan zat melalui membran dibedakan menjadi dua macam, yaitu gerakan pasif yang tidak menggunakan energi dan gerakan aktif yang memerlukan energi, yang termasuk gerakan pasif adalah difusi dan osmosis, sedang yang termasuk gerakan aktif adalah transpor aktif, endositosis, dan eksositosis.
a) Difusi
Difusi merupakan proses pergerakan
acak partikel-partikel (atom, molekul) gas, cairan, dan larutan dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah hingga mencapai tahap
kesetimbangan.. Di dalam sel terjadi peristiwa
perpindahan molekul zat dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang
berkonsentrasi lebih rendah untuk mencapai kesamaan konsentrasi. Peristiwa
tersebut dinamakan difusi. Di tingkat sel, difusi bermacam bahan, termasuk air
terjadi terus menerus dan di mana-mana. (Frank B. Salisbury & Cleon W.
Ross, 1995 : 32).
b)
Osmosis
Osmosis, yaitu perpindahan melekul air melalui selaput
semipermiabel dari larutan yang hipotonis (kepekatan rendah) ke larutan
hipertonis (kepekatan tinggi).
c) Transpor
Aktif
Perpindahan zat melalui membrane selektif permiabel dari
tempat yang konsentrasi zatnya rendah ke tempat yang konsentrasi zatnya tinggi
menggunakan energi (ATP) dan enzim pengangkut (protein carier) dinamakan
transpor aktif. Transpor aktif melawan gradien konsentrasi suatu zat. Contohnya
pompa Na+, K+. Senyawa yang berupa karbohidrat agar dapat diserap harus dipecah
atau disederhanakan dahulu menjadi monosakarida, seperti fruktosa, glukosa dan
galaktosa. Senyawa-senyawa tersebut masih bersifat pasif sehingga sukar diserap
oleh sel. Untuk itu harus diaktifkan lebih dahulu
dengan menggunakan energi yang tersimpan di dalam sel berupa energi kimia yang
disebut ATP (Adenosin Tri Phospat). Untuk membebaskan energi ATP diperlukan
enzim tertentu sehingga terbatas energinya berupa 1 mol phospat sehingga
sisanya berupa ADP (Adenosin Diphospat). Peristiwa inilah yang disebut transpor
aktif.
d) Endositosis
dan Eksositosis
Endositosis dan eksositosis dapat terjadi pada organisme bersel satu seperti Amoeba dan Paramaecium dan sel-sel tertentu dari tubuh Vertebrata misalnya sel darah putih. Karena bersel satu itulah zat-zat padat atau tetes-tetes cairan dimasukkan dan dikeluarkan melalui membran sel. Proses memasukkan zat-zat padat atau tetes-tetes cairan melalui membran sel disebut dengan endositosis sedangkan proses mengeluarkan zat-zat padat atau tetes-tetes cairan melalui membran sel disebut eksositosis.
Endositosis dan eksositosis dapat terjadi pada organisme bersel satu seperti Amoeba dan Paramaecium dan sel-sel tertentu dari tubuh Vertebrata misalnya sel darah putih. Karena bersel satu itulah zat-zat padat atau tetes-tetes cairan dimasukkan dan dikeluarkan melalui membran sel. Proses memasukkan zat-zat padat atau tetes-tetes cairan melalui membran sel disebut dengan endositosis sedangkan proses mengeluarkan zat-zat padat atau tetes-tetes cairan melalui membran sel disebut eksositosis.
2. Pengertian Telur
Telur adalah benda bercangkang yang
mengandung zat hidup bakal anak yang dihasilkan oleh hewan dari golongan unggas
(ayam, itik, burung, dll) dan hewan amfibi (ular, biawak, buaya, dll). Telur
ini biasanya terdiri dari sel kuning telur (embrio ; zat hidup bakal anak) dan
semen (cairan putih kental), dan setiap telur memiliki jangka waktu pengeraman
yang berbeda untuk proses penetasan (lahirnya spesies baru). Telur dapat
dimanfaatkan sebagai lauk, bahan pencampur berbagai makanan, tepung telur,
obat, dan lain sebagainya. Telur terdiri dari protein 13 %, lemak 12 %, serta
vitamin, dan mineral. Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian kuningnya.
Kuning telur mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan serta mineral
seperti : besi, fosfor, sedikit kalsium, dan vitamin B kompleks. Sebagian
protein (50%) dan semua lemak terdapat pada kuning telur. Adapun putih telur
yang jumlahnya sekitar 60 % dari seluruh bulatan telur mengandung 5 jenis
protein dan sedikit karbohidrat.
Kelemahan telur
yaitu memiliki sifat mudah rusak, baik kerusakan alami, kimiawi maupun kerusakan
akibat serangan mikroorganisme melalui pori-pori telur. Oleh sebab itu usaha
pengawetan sangat penting untuk mempertahankan kualitas telur. Telur akan lebih
bermanfaat bila direbus setengah matang dari pada direbus matang atau dimakan
mentah. Telur yang digoreng kering juga kurang baik, karena protein telur
mengalami denaturasi/rusak, berarti mutu protein akan menurun.
3. Pengertian Telur Asin
Telur asin adalah istilah umum untuk masakan
berbahan dasar telur yang diawetkan dengan cara
diasinkan (diberikan garam berlebih untuk menonaktifkan enzim perombak).
Kebanyakan telur yang diasinkan adalah telur itik, meski tidak menutup kemungkinan
untuk telur-telur yang lain. Masa kadaluwarsa telur asin bisa mencapai satu
bulan (30 hari).
Prinsip
pengawetan telur adalah untuk :
1) Mencegah
masuknya bakteri pembusuk ke dalam telur;
2)
Mencegah keluarnya air dari dalam telur.
Untuk
menjaga kesegaran dan mutu isi telur, diperlukan teknik penanganan yang tepat,
agar nilai gizi telur tetap baik serta tidak berubah rasa, bau, warna, dan
isinya. (Anonim,
2002). Secara umum, telur
asin (baik yang masih mentah maupun yang sudah direbus) mempunyai daya awet
yang tinggi, sehingga dapat disimpan dalam suhu kamar. Walaupun demikian, akan
lebih baik jika penyimpanan telur asin dilakukan pada suhu 12-15 derajat C dan
kelembaban udara 70-80%.
Telur
dapat disimpan di dalam lemari es. Untuk mencegah kerusakan, memperlambat
hilangnya kelembaban, dan mencegah terserapnya bau tajam dari makanan, saat
menyimpan di lemari es sebaiknya telur asin dibungkus dengan wadah karton.
Bagian tumpul menghadap ke atas. (Anonim, 2001).
III.
ALAT DAN BAHAN
Ø
Bahan
·
Telur
Bebek
·
Garam
·
Batu Bata
·
Air
Ø
Alat
·
Sikat
·
Alat
Penumbuk
·
Ember
Plastik
IV.
CARA PEMBUATAN
1.
Pilih telur yang berkualitas baik, dengan cara
menenggelamkan telur di dalam air, apabila telur tersebut tenggelam maka
berkualitas baik, tetapi apabila telur tersebut menganmang maka telur
berkualitas rendah.
2.
Telur dibersihkan dengan cara di cuci dan disikat permukaan
telur secara perlahan.
3.
Siapkan 1 gelas batu bata yang telah dihaluskan.
4.
Siapkan ¼ gelas garam krosok.
5.
Campurkan bahan ke 1, 2, 3 dan tambahkan sedikit air untuk
membuat adonan pembungkus telur.
6.
Telur dibungkus dengan adonan, susun dalam wadah tertutup
dan diamkan selama 10 – 20 hari.
7.
Setelah itu dapat dikukus atau direbus.
V.
PEMBAHASAN
Sebagai bahan makanan, telur mempunyai beberapa kelebihan.
Telur mengandung semua zat gizi yang diperlukan tubuh, rasanya enak, mudah
dicerna, menimbulkan rasa segar dan kuat pada tubuh, serta dapat diolah menjadi
berbagai macam produk makanan.
Dalam telur itik, protein lebih banyak terdapat pada bagian
kuning telur, 17 persen, sedangkan bagian putihnya 11 persen. Protein telur
terdiri dari ovalbumin (putih telur) dan ovavitelin (kuning telur). Protein
telur mengandung semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh untuk hidup
sehat.
Pada suatu penelitian dengan menggunakan tikus percobaan,
diketahui bahwa telur mempunyai nilai kegunaan protein (net protein utilization)
100 persen, bandingkan dengan daging ayam (80%) dan susu (75%). Berarti jumlah
dan komposisi asam aminonya sangat lengkap dan berimbang, sehingga hampir
seluruh bagiannya dapat digunakan untuk pertumbuhan maupun penggantian sel-sel
yang rusak.
Hampir semua lemak dalam sebutir telur itik terdapat pada
bagian kuningnya, mencapai 35 persen, sedangkan di bagian putihnya tidak ada
sama sekali. Lemak pada telur terdiri dari trigliserida (lemak netral),
fosfolipida (umumnya berupa lesitin), dan kolesterol.
Fungsi trigliserida dan fosfolipida bagi tubuh adalah
sebagai sumber energi, satu gram lemak menghasilkan 9 kilokalori energi. Lemak
dalam telur berbentuk emulsi (bergabung dengan air), sehingga menjadi lebih
mudah dicerna, baik oleh bayi, anak-anak, maupun golongan lanjut usia.
VI.
KESIMPULAN
1. Telur asin mengalami proses osmosis
yaitu perpindahan melekul air melalui selaput semipermiabel dari larutan yang
hipotonis (kepekatan rendah) ke larutan hipertonis (kepekatan tinggi).
2. Telur yang diasinkan bersifat stabil,
dapat disimpan tanpa mengalami proses perusakan.
3. Dengan pengasinan rasa amis telur
akan berkurang tidak berbau busuk, dan rasanya enak.
4. Asin tidaknya telur asin dan
keawetannya, sangat tergantung pada kadar garam yang diberikan. Semakin tinggi
kadar garam, akan semakin awet telur yang diasinkan, tetapi rasanya akan
semakin asin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar