PENGENALAN TANAMAN OBAT
BERKHASIAT DAN MEMBUAT SIMPLISIA TANAMAN OBAT BERKHASIAT DARI RIMPANG TEKI
(Cyperus rotundus L)
I.
TUJUAN
1. Mengenal
beberapa macam tanaman berkhasiat.
2. Menyebutkan
dan menjelaskan deskripsi (ciri-ciri morfologi) beberapa jenis tanaman
berkhasiat.
3. Menjelaskan
khasiat, kegunaan dan fitokimia beberapa tanaman berkhasiat.
4. Mahasiswa
mampu menjelaskan beberapa macam simplisia tanaman obat dan khasiatnya.
5. Mahasiswa
mampu membuat simplisia dengan cara pengeringan dan menjelaskan faktor-faktor
yang mempengaruhi kualitas simplisia.
II.
DASAR
TEORI
Indonesia ialah Negara tropis yang
memiliki potensi tanaman berkhasiat obat cukup besar dan menepati urutan kedua
setelah brazil. Diperkirakan sekitar 30.000 tumbuhan ditemukan didalam hutan
hujan tropika, sekitar 1.260 spesies diantaranya berkhasiat sebagai obat dan
sekitar 180 spesies yang telah digunakan untuk berbagai keperluan industry obat
dan jamu, tetapi baru beberapa spesies saja yang telah dibudayakan, secara
intensif (supriadi, 2001). Oleh karna itu perlu terus dilakukan upaya
pengenalan dan penelitian baik dari pendekatan botani, khasiat maupun kandungan
kimia.
Tanaman obat berkhasiat ialah tanaman
yang dimanfaatkan karena kandungan bahan yang ada didalamnya memiliki khasiat
tertentu. Contoh beberapa bahan alami yang diketahui mempunyai khasiat tertentu
ialah :
1. Zat
samak atau tannin
Bahan ini dapat
mengendapkan protein sehingga dapat mengencangkan kulit atau mengurangi bau
badan. Zat ini terdapat antara lain pada aloe vera, alyxia stellate, areca
catehu, curcuma heyneana, santa / um album, strichnos ligustrina, dll.
2. Minyak
atsiri
Minyak atsiri
dapay memberi bau wangi karna bersifat antibakteri, terdapat dalam alyxia
stellate, andropogon zizanioides, ateminsia cina, cinnamomum sintok, curcumae
domestica, dll.
3. Minyak
lemak
Bahan alam
mengandung minyak lemak seperti coccos nucinus communis dan sesanum indicum.
4. Pati
Bahan ini
berkhasiat menutup pori kulit sehingga kesan halus dan sebagai pembersih,
terdapat pada aloe vera, oryza sativa, pachyrrus erosus, curcuma xanthorriza,
dll.
Pencandraan tanaman ialah suatu upaya
untuk mengenal dan mengetahui deskripsi morfologi dan sifat suatu tanaman.
Pengenalan yang utama ialah pada nama ilmiah tanaman dari pada nama lokalnya
pencandraan tanaman berkhasiat terbagi dalam tiga pendekatan yaitu secara
botani, khasiat dan kandungan kimia (fitokimia). Pendekatan botani menguraikan
tentang klasifikasi dan deskripsi morfologi tanaman. Bagian morfologi tanaman
yang penting untuk dikenali ialah daun, karna banyak sekali tanaman obat yang
mempunyai kemiripan tampilan daun. Contoh daun tempuyung tertukar dengan daun
tapak liman mungkin tidak menjadi masalah karna keduanya memiliki kegunaan
untuk mengatasi gangguan fungsi ginjal. Namun akan menjadi masalah besar bila
tertukar dengan daun kitolod yang agak beracun jika dikonsumsi dalam jumlah
banyak.
Bagian khasiat ialah uraian khasiat
tanaman secara empiris untuk mengobati penyakit tertentu. Mengetahui khasiat
beserta kontraindikasi ialah hal yang terpenting sebelum memanfatkan tanaman
untuk obat. Satu jenis tanaman obat umumnya memiliki beragam khasiat. Sedangkan
bagian fitokimia berisi skrining kandungan golongan kimia biologis aktof
tanaman atau bagian tanaman disamping kandungan minyak atsiri seperti alkaloid,
saponin, flavonoid, tannin dan polifenol.
Kata simplisia ialah bentuk jamak dari
kata simpleks yang berasal dari kata simple, berarti satu atau sederhana.
Istilah simplisia dipakai untuk menyebut nama bahan obat alam yang masih berada
dalam wujud aslinya atau belum mengalamu perubahan bentuk.
Departemen kesehatan RI membuat batasan
tentang simplisia ialah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum
mengalami perubahan proses apapun dab kecuali dinyatakan lain umumnya yang
berupa bahan yang telah dikeringka. Berdasarkan hal tersebut maka simplisia di
bagi menjadi tiga golongan yaitu :
a) Simplisia
nabati
Simplisa yang
dapat berupa tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan
amtara ketiganya. Contoh : datura folium dan piperis nigri fructus.
b) Simplisia
hewani
Simplisia berupa
hewan utuh atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belu, berupa
bahan kimia murni. Contoh : minyak ikan dan madu.
c) Simplisa
pelikanan atau mineral
Simplisia berupa
bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau diolah dengan cara sederhana
dab belum berupa bahan kimia. Contoh : serbuk seng dan serbuk tembaga.
Pembuata simplisia secara umum dapat
digunakan cara-cara sebagai berikut :
·
Pengeringan
·
Fermentasi
·
Proses khusus
(penyulingan, pengentalan, eksudat, dll)
·
Dengan bantuan air
(misal pada pembuatan pati)
Adapun tahap-tahap pembuatan simplisia
secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan
bahan baku
Bahan baku
sangat menentukan kualitas bahan baku. Faktor yang paling berperan dalam tahap
ini adalah masa panen.
2. Sortasi
basah
Pemilihan hasil
panen ketika tanaman masih segar. Sortasi basah dilakukan terhadap : tanah dan
kerikil,rumput-rumputan, bahan tanaman lain atau bagian lain dari tanaman yang
tidak digunakan.
3. Pencucian
Untuk
membersihkan kitorab yang melekat, terutama bahan-bahan yang berasal dari dalam
tanah dan yang tercemar pestisida.
4. Pengubahan
bentuk
Untuk memperluas
permukaan bahan baku, semakin luas permukaan maka proses pengeringan bahan baku
akan semakin cepat.
5. Pengeringan
Menurunkan kadar
air sehingga bahan tersebut tidak mudah ditumbuhi kapang dan bakteri
6. Sortasi
kering
Pemilihan bahan
setelah mengalami proses pengeringan.
7. Pengepakan
dan penyimpanan
Setelah tahap
pengeringan dan sortasi kering selesai maka simpisia perlu ditempatkan dalam
suatu wadah tersendiri agar tidak saling bercampur antara simplisa satu dengan
yang lain.
Salah
satu tanaman yang dipercaya bisa dijadikan obat adalah Cyperus
rotundus L (rimpang
teki) merupakan herbal menahun yang tumbuh liar dan
kurang mendapat perhatian, padahal
bagian tanaman ini terutama umbinya dapat
digunakan sebagai analgetik. Bagian
luar rimpng berwarna coklat kehitaman
dan bagian dalam berwarna putih, berbau seperti rempah-rempah, berasa agak pahit (Gunawan dkk,
1998).
1. Morfologi
dan klasifikasi Rimpang Teki
![](file:///C:/Users/TEGUH/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
Tumbuh
di dataran rendah pada ketinggian 1000 m di atas permukaan laut.
Banyak tumbuh liar di Afrika
Selatan, Korea, Cina, Jepang, Taiwan, Malaysia,
Indonesia dan kawasan Asia Tenggara
pada umumnya. Tumbuh liar di tempat
terbuka atau sedikit terlindung dari
sinar matahari seperti di lahan pertanian yang
tidak terlalu kering (tanahnya
tidak berbencah-bencah), ladang, kebun, tegalan,
pinggir jalan dan tumbuh sebagai
gulma yang susah diberantas. Umbi sebesar
kelingking bulat atau lonjong,
berkerut dan berlekuk, agak berduri bila diraba. Bagian
luar umbi berwarna coklat dan
bagian dalam berwarna putih, berbau seperti rempahrempah, terasa agak pahit
(Gunawan dkk, 1998).
Rimpang
teki adalah tanaman abadi yang dapat mencapai ketinggian
hingga 40 cm. Nama "rumput mur"
dan "alang mur" (bersama dengan spesies yang
terkait Cyperus esculentus)
berasal dari umbinya, yang agak menyerupai kacang,
meskipun botanikal tetapi tidak ada
hubungannya dengan kacang (Anonim, 2011).
Rimpang
teki (keluarga Cyperaceae), juga dikenal sebagai purple nutsdge
atau nutgrass, merupakan
gulma tahunan yang ramping, bersisik merayap rimpang,
bulat di dasar dan timbul tunggal
dari umbi-umbian yang sekitar 1-3 cm. Umbi secara
eksternal berwarna kehitaman dan di
dalamnya berwarna putih kemerahan, dengan
bau yang khas. Batang tumbuh
sekitar 25 cm dan daun yang linear, gelap hijau dan
beralur pada permukaan atas.
Bunganya kecil, dengan 2-4 bracts, terdiri dari bunga
kecil dengan kulit merah-coklat.
Umbi rumput teki merupakan tanaman asli India,
namun sekarang ditemukan di daerah
tropis, subtropis dan sedang (Lawal, 2009).
Rumput
semu menahun, tapi bukan termasuk keluarga rumput-rumputan
(Graminae) dapat mencapai
tinggi 10 cm. Rimpang (rhizome) berumbi, batang
bentuk segitiga. Daun 4-10 berjejal
pada pangkal batang, dengan pelepah daun yang
tertutup di bawah tanah, berwarna
coklat kemerahan, helaian daun berbentuk garis
dengan permukaan atas berwarna
hijau tua mengkilat, ujung daun meruncing, lebar
helaian 2-6 mm, panjang 10-60 kali
lebar. Bunga berbentuk bulir majemuk, anak
bulir terkumpul menjadi bulir yang
pendek dan tipis, berkelamin dua (Gunawan dkk,
1998).
Sistem
akar tanaman yang masih muda awalnya bentuk putih, rimpang
berdaging. Beberapa rimpang tumbuh
ke atas dalam tanah, kemudian membentuk
struktur bola lampu seperti dari
mana tunas-tunas baru dan akar tumbuh, dan dari
akar baru, rimpang baru tumbuh.
Rimpang lainnya tumbuh horizontal atau ke bawah,
dan bentuk umbi coklat kemerahan
gelap atau rantai umbi (Anonim, 2011).
Berikut klasifikasi rimpang teki :
a.
Kingdom : Plantae
b.
Subkingdom : Tracheobionta
c.
Super divisi : Spermatophyta
d.
Divisi : Magnoliophyta
e.
Kelas : Liliopsida
f.
Sub kelas : Commelinidae
g.
Ordo : Cyperales
h.
Famili : Cyperaceae
i.
Genus : Cyperus
j.
Spesies : Cyperus
rotundus L.
2.
Manfaat Rimpang Teki
Rimpang
teki merupakan herbal menahun yang tumbuh liar, bagian
tanaman ini terutama umbinya dapat
digunakan sebagai analgetik (Sudarsono dkk,
1996). Umbi rumput teki merupakan
tanaman serbaguna, banyak digunakan dalam
pengobatan tradisional di seluruh
dunia untuk mengobati kejang perut, luka, bisul dan
lecet. Sejumlah aktivitas
farmakologi dan biologi termasuk anti-Candida,
antiinflamasi, antidiabetes,
antidiarrhoeal, sitoprotektif, antimutagenik, antimikroba,
antibakteri, antioksidan,
sitotoksik dan apoptosis, kegiatan analgesic, anti-piretik
telah dilaporkan untuk tanaman ini
(Lawal, 2009) dan pengurang rasa nyeri pada
mencit (Puspitasari, 2003).
Kegunaan umbi rumput teki lainnya adalah sebagai obat
mempercepat pematangan bisul, obat
cacing, pelembut kulit, peluruh dahak
(ekspektoran), peluruh haid
(emenagok), peluruh kentut (karminatif), penambah
nafsu makan, penghenti pendarahan (hemostatik)
dan penurun tekanan darah.
3.
Kandungan Rimpang Teki
Studi
fitokimia sebelumnya pada rimpangt teki mengandung adanya alkaloid, flavonoid,
tanin, pati, glikosida dan furochromones, saponin dan seskuiterpenoid (Lawal,
2009). Seperti pada tanaman lain umbi rumput teki memiliki banyak kandungan
kimia yang dapat menunjukkan aktivitas farmakologi, namun komponen aktif utama
tampaknya menjadi seskuiterpen. Ini adalah aromatik, molekul. Di antara
seskuiterpen utama yang diidentifikasi dalam rimpang teki sejauh ini adalah: α-cyperone,
β-selinene, cyperene, cyperotundone, patchoulenone, sugeonol, kobusone
dan isokobusone. Umbi rumput teki juga mengandung terpene lainnya, seperti
pinene komponen tanaman sering terjadi (monoterpene), dan beberapa turunan sesquiterpenes,
seperti cyperol, isocyperol, dan cyperone (Subhuti, 2005).
Komposisi
kimia dari minyak volatile umbi rumput teki telah banyak dipelajari dan empat
jenis kimia (H-, K-, M-O-jenis), dari minyak esensial di
berbagai bagian Asia telah
dilaporkan. H-jenis dari Jepang yang ditemukan
mengandung α-cyperone (36,6%),
β-selinene (18,5%), cyperol (7,4%) dan
caryophyllene (6,2%).
M-jenis dari Cina, Hong Kong, Jepang, Taiwan dan Vietnam
telah α-cyperone (30,7%), cyperotundone
(19,4%), β-selinene (17,8%), cyperene
(7,2%) dan cyperol (5,6%).
Jenis-O dari Jepang, Taiwan, Thailand, Hawaii dan
Filipina ditandai oleh cyperene (30,8%),
cyperotundone (13,1%) dan β-elemene
(5,2%). Selain itu, O Hawaii-jenis
telah cyperotundone (25,0%) dan cyperene
(20,7%) sebagai senyawa utama.
Akhirnya, K-jenis, juga dari Hawaii, didominasi
oleh cyperene (28,7%), cyperotundone
(8,8%), asetat patchoulenyl (8,0%) dan asetat
sugeonyl (6,9%)
(Lawal, 2009).
Minyak
rimpang tanaman ini dari berbagai negara juga menunjukkan
perbedaan komposisi dan menunjukkan
keberadaan varietas fitokimia. Cyperene
(19,2-30,9%) dan α-cyperone (4,5-25,2%)
adalah unsur paling berlimpah dari minyak
umbi rumput teki dari Nigeria dan
spesies Tunisia, tetapi konsentrasi komponen
utama lainnya bervariasi. Spesies
asal Brasil itu ditemukan mengandung α-cyperone
(22,8%) dan cyperotundone (12.1%)
sebagai senyawa utama minyak. Minyak
rimpang umbi rumput teki dari India
dilaporkan telah α-copaene (11,4-12,1%),
cyperene (8,4-11,7%),
valerenal (8,7-9,8%), oksida caryophyllene (7,8-9,7%) dan
trans-pinocarveol (5,2-7,4%),
beberapa di antaranya tidak hadir pada spesies dari
negara lain (Lawal, 2009).
Studi
fitokimia sebelumnya pada rimpang teki mengungkapkan adanya
beberapa bahan kimia yang
terkandung yaitu alkaloid, flavonoid, tanin, pati, glikosida
dan furochromones, dan
seskuiterpenoid dan saponin (Syamsuhidayat dan Hutapea
dalam Hartati, 2008; Lawal dan
Oladipupo, 2009). Umbi rumput teki mengandung
alkaloid sebanyak 0,3-1%, minyak
atsiri sebanyak 0,3-1%, flavonoid 1-3% yang
isinya bervariasi, tergantung
daerah asal tumbuhnya.
Flavonoid
berfungsi sebagai antiradang dengan cara menghambat enzim
sikloogsigenase dan lipoksigenase
dapat memberi harapan untuk pengobatan gejala
peradangan dan alergi. Mekanisme
flavonoid dalam menghambat terjadinya radang
melaui dua cara yaitu menghambat
asam arakhidonat dan sekresi enzim lisosom dari
sel endothelial dan menghambat fase
proliferasi dan fase eksudasi dari proses radang.
Terhambatnya pelepasan asam
arakhidonat dari sel inflamasi akan menyebabkan
kurang tersedianya substrat
arakhidonat bagi jalur sikloogsigenase dan jalur
lipooksigenase, asam
hidroksieikosatetraionoat, leukotrien disisi lain.
III.
ALAT
DAN BAHAN
ALAT
Buku, bolpoid, penggaris, pisau,
talenan, keranjang, toples
BAHAN
Rimpang Teki (Cyperus rotundus L)
IV.
CARA
KERJA
a. Praktikum
1
![](file:///C:/Users/TEGUH/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.png)
b.
Praktikum
II
![](file:///C:/Users/TEGUH/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.png)
V.
HASIL
Praktikum I
a.
Gambar Tanaman & Bagian Tanaman
b.
Tabel Hasil Pengamatan
a.
No.
|
Pengamatan
|
Hasil
Pengamatan
|
Literatur
(Pustaka)
|
1.
|
Nama
Tanaman
|
|
|
|
a. Nama
Latin
|
Cyperusrotundus
L
|
|
|
b. Nama
Lokal
|
Rimpang Teki
|
|
|
|
|
|
2.
|
Klasifiksi
Tanaman
|
|
|
|
|
Plantae
|
|
|
|
Tracheobionta
|
|
|
|
Spermatophyta
|
|
|
|
Magnoliophyta
|
|
|
|
Liliopsida
|
|
|
|
Commelinidae
|
|
|
|
Cyperales
|
|
|
|
Cyperaceae
|
|
|
|
Cyperus
|
|
|
|
Cyperus rotundus L
|
|
3.
|
Deskripsi
Tanaman
|
|
Gunawan dkk, 1998
|
|
a. Habitus
|
Dataran rendah
|
|
|
b. Batang
|
Herba (rumput-rumputan)
|
|
|
c. Daun
|
Sejajar
|
|
|
d. Bunga
|
Majemuk
|
|
|
e. Buah
|
Rimpang
|
|
|
f. Akar
|
Serabut
|
|
4.
|
Bagian
Yang Dimanfaatkan Untuk Obat
|
Rimpang
|
Gunawan dkk, 1998
|
5.
|
Isi/Kandungan
|
Alkaloid, flavonoid, tanin, pati, glikosida, saponin, seskuiterpenoid dan
furchromones
|
Lawal , 2009
Lawal,
2009
|
6.
|
Khasiat
|
Obat sariawan, sakit gigi, nyeri lambung, mual, muntah, penyembuh
luka,anti diare, anti
bakteri. antioksidan dan masalah
menstruasi
|
c.
Gambar tanaman dan
bagian tanaman
a. Gambar tanaman
![](file:///C:/Users/TEGUH/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.jpg)
b. Gambar
bagian tanaman
![](file:///C:/Users/TEGUH/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image010.jpg)
Praktikum
II
A.
|
Identifikasi
Tanaman
|
Keterangan
|
|
1.
|
Nama Tanaman
|
Rumput Teki
|
|
2.
|
Bagian tanaman yang digunakan
|
Rimpang
|
|
3.
|
Nama simplisia
|
Cyperus rotundus L.
|
|
4.
|
Famili /keluarga
|
Cyperaceae
|
|
5.
|
Isi /kandungan
|
Alkaloid, flavonoid, tanin, pati, glikosida, saponin,
seskuiterpenoid dan furchromones
|
|
6.
|
Khasiat/guna
|
Obat sariawan, sakit gigi, nyeri lambung, mual, muntah,
penyembuh luka,anti diare, antibakteri, antioksidan dan masalah menstruasi
|
|
B.
|
Uraian Tahap
Pembuatan Simplisia
|
||
1.
|
Pemilihan Bahan Baku
|
|
|
|
a. Bahan Baku Tanaman
|
Panen rimpang dilakukan pada saat awal musim kemarau
|
|
|
b. Karakteristik Bahan Baku
|
|
|
|
|
Hitam
|
|
|
|
Lonjong berserabut
|
|
|
|
Khas rimpang teki
|
|
|
|
Getir, sedikit pahit
|
|
|
|
Putih bersih
|
|
2.
|
Sortasi Basah
|
|
|
|
Jenis Bahan Asing
|
Tanah
|
|
3.
|
Pencucian
|
Dengan air mengalir
|
|
4.
|
Berat Basah Bahan Baku
|
95,82 gram
|
|
5.
|
Cara Pengubahan Bentuk Bahan Baku
|
Dirajang dengan menggunakan pisau
|
|
6.
|
Pengeringan
|
|
|
|
a. Cara pengeringan
|
Dibawah sinar matahari langsung
|
|
|
b. Lama pengeringan
|
1 minggu
|
|
|
c. Berat basah bahan baku
|
95,82 gram
|
|
|
d. Berat kering bahan baku
|
31,94 gram
|
|
7.
|
Penyimpanan
|
||
|
a. Wadah penyimpanan
|
Dengan menggunakan toples
|
|
|
b. Suhu tempat penyimpanan
|
Pada suhu kamar (27°C)
|
|
|
c. Label pada wadah
|
|
|
8.
|
Pemeriksaan Organoleptis
|
|
|
|
a. Warna
|
Coklat kehitaman
|
|
|
b. Bau
|
Khas rimpang teki
|
|
|
c. Rasa
|
Tidak berasa, getir
|
|
C.
|
Pemeriksaan
Mutu
|
||
1.
|
Pemeriksaan Organoleptik
|
|
|
|
a. Warna
|
Coklat kehitaman
|
|
|
b. Bau
|
Khas rimpang teki
|
|
|
c. Rasa
|
Tidak berasa , getir
|
|
2.
|
Pemeriksaan Kapang
|
Tidak ada
|
|
3.
|
Kadar Susut Pengeringan
|
66,6%
|
|
4.
|
Pemeriksaan Keutuhan Simplisia
|
Tidak berkapang
|
Perhitungan
Kadar Susut pengeringan :
Berat
simplisia basah : 95,82 gram (a)
Berat
simplisia kering : 31,94 gram (b)
Kadar
susut pengeringan : (a-b:a)
x 100%
![](file:///C:/Users/TEGUH/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image011.png)
95,
82 gram
: 66,6 %
Kadar air : 100% - kadar
susut
: 100%
- 66,6 %/
=
VI.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan
praktek pengenalan tanaman obat berkhasiat dan membuat simplisia tanaman obat
berkhasiat dari rimpang teki. Bahan baku pada pektik kali ini adalah rimpang
taki. Simplisia merupakan tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat tanaman yang
berkhasiat sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun kecuali
dinyatakan lain berupa bahan alami yang telah di keringkan.
Proses
pembuatan simplisia yang pertama di lakukan yaitu dengan pengumpulan bahan baku
(rimpang teki) pemanenan dilakukan pada saat awal musim kemarau, setelah
pemanenan rimpang teki, dilakukan sortasi basah bertujuan untuk memisahkan
rimpang dari bagian tanaman yang tidak digunakan seperti akar atau tanah yang
melekat, kemudian rimpang di cuci dengan air mengalir, ini dimaksudkan agar
rimpang bersih dan kotoran lain langsung mudah terbuang, rimpang yang sudah di
cuci bersih tahap selanjutnya rimpang potong kecil-kecil menggunkan pisau
bertujuan untuk memperkecil luas permukaan sehingga proses pengeringan
berlangsung lebih cepat, setelah di ubah bentuk proses selanjutnya yaitu
pengeringan, sempel di keringkan dibawah sinar matahari dengan menggunakan kain
hitam sebagai penutup. Fungsi kain hitam tersebut untuk menyerap panas dari
sinar matahari. Sempel tidak boleh berkontak langsung dengan sinar matahari
karna akan merusak aktivitas enzim. Sortasi kering di lakukan sebelum
pengepakan dan penyimpanan yang bertujuan memisahkan sisa-sisa benda asing atau
bagian tanaman yang tidak dikehendaki misalnya bahan yang telalu gosong atau bahan
yang rusak, rimpang yang sudah kering disimpan dalam toples dan di beri etiket.
Dari berat awal rimpang teki
sebanyak adalah gram, kemudian setelah dilakukan pengeringan selama 1minggu
berat rimpang teki menjadi gram. Setelah kering dan menjadi simplisia rimpang
teki mempunyai warna coklat kehitaman, bau khas rimpang teki, dan rasa tidak
berasa/getir. Dari proses pengeringan dihasilkan kadar susut
VII.
KESIMPULAN
Simplisia dibagi menjadi 3golongan yaitu
simplisia nabati,hewani,dan pelikan atau mineral. Praktikum kali ini adalah
pembuatan simplisia dengan baku berupa rimpang teki. Dari proses pengeringan
rimpang teki dihasilkan warna coklat kehitaman, bau khas rimpang teki dan bau
tidak berbau atau getir. Mempunyai kadar susut simplisia dan kadar airnya
VIII.
DAFTAR
PUSTAKA
5. Gunawan,
D. 1998. Tumbuhan Obat Indonesia. Yogyakarta. Pusat Penelitian Obat Tradisional UGM
6. Anonim.
2011. Cyperus rotundu. [serial online].
http://en.wikipedia.org/wiki/Cyperus_rotundus. [20 Maret 2016].
7. Lawal
, O. A. dan Adebola, O. 2009. Chemical Composition Of The Essential Oils Of Cyperus Rotundus L.
From South Africa. Journal Molecules 2009,
14, hal 2909-2917.
8. Subhuti,
D. 2005. CYPERUS Primary Qi Regulating Herb Of Chinese Medicine.
LAMPIRAN
![](file:///C:/Users/TEGUH/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image013.jpg)
![](file:///C:/Users/TEGUH/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image014.jpg)
![](file:///C:/Users/TEGUH/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image016.jpg)
![](file:///C:/Users/TEGUH/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image018.jpg)
![](file:///C:/Users/TEGUH/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image020.jpg)
![](file:///C:/Users/TEGUH/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image022.jpg)
![](file:///C:/Users/TEGUH/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image024.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar